Dakwah Islam



   AJAKAN BERIBADAH YANG BENAR  KEPADA ALLAH  SWT.


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَة ُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اْلحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعٰلَمِيْنَ  - أََ شْهَدُ اَنْ لاَ ِالهٰ َاِلاَّاللهِ وَأََشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدً ا عَبْدُ هُ وَرَسُوْ لُهُ صَلىَّ الله ُ عَليَهِ ِوَ سَلَّمَ وَ عَلىٰ ا ٰلِهِ وَ اَصْحَا بِهِ - أَمَّا بَعْدُ  :
Manusia diciptakan oleh Allah Swt. kemudian ditempatkan di bumi yaitu suatu planet yang diciptakan sengaja untuk manusia dan mahluk-mahluk hidup ciptaan Allah lainnya. Semua fasilitas untuk kehidupan sudah disediakan oleh Allah Swt. di bumi ini dan planet bumi ini dilindungi dari radiasi matahari dan dari benturan  benda-benda angkasa lainnya, hal yang tidak diberikan oleh Allah Swt. kepada planet-planet lain yang bertetangga sama-sama satu tata surya. Ini adalah suatu keajaiban alam ciptaan Allah Swt. dan sama sekali bukan suatu hal yang kebetulan . Manusia sebagai makhluk istimewa dijadikan Allah Swt. sebagai khalifah, mengatur dan menguasai semua ciptaan Allah yang hidup di bumi ini.
Dengan kehendak Allah Swt. kita dilahirkan ke dunia ini melalui ibu kandung kita, dalam keadaan tidak berdaya, tidak berpakaian dan tidak membawa apa-apa. Setelah itu Allah Swt.  memberi kepada kita melalui kedua orangtua kita dan orang-orang disekeliling kita begitu banyak perhatian dan rizki, sejalan dengan umur bertambah sampai kita menjadi orang seperti keadaan kita sekarang ini.  Begitu banyak nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita seperti diberi panca indra yang lengkap, nikmat kesehatan, rizki yang cukup, anak-anak yang sehat dan baik-baik, sekolah/ pendidikan/karir kita yang baik dll.dll. Semua nikmat Allah Swt. itu kalau kita mau menghitungnya satu persatu tidak akan terhitung, seperti dikatakan dalam firman Allah Swt. dalam Al Qur’an, sebagai berikut   :
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللهِ لاَ تُحْصُوهَا إِنَّ اللهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ ﴿١٨﴾ سورة النحلِ
Artinya :  “Kalau kamu sekalian (mau) menghitung nikmat Allah, kamu sekalian tidak akan bisa menghitungnya, sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha Pengasih / Surah An Nahl 18
Dalam menghitung nikmat/rizki ini jangan melihat kepada orang yang lebih banyak dari kita, tapi lihatlah kepada banyak orang lain yang diberi lebih rendah dari kita, seperti sabda Nabi Muhammad saw.  :
أُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَاَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوْإِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَتَزْدَرُوْانِعْمَةَ اللهِ /
 رواه ابن ماجه ٢-١٣٨٧
ِArtinya :  “Lihatlah kepada yang lebih bawah dari kamu sekalian, dan jangan melihat kepada yang lebih atas dari kamu sekalian, hal ini akan mengarahkan untuk tidak meremehkan nikmat Allah..” / riwayat Ibnu Majah.
Semua kenikmatan yang diberikan Allah Swt. ini sebagai orang iman kita perlu mensyukurinya, kalau kita bersyukur Allah Swt. akan menambah nikmatNya kepada kita, sebagaimana firmanNya dalam Al Qur’an  :
لَئِنْ شَكَرْتُمْ  َلأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ ٭ سورة إبراهيم ٧ِ
Artinya :  “Kalau kamu sekalian bersyukur niscaya akan kutambah (nikmatKu) pada kamu sekalian, akan tetapi kalau kamu sekalian ingkar (tidak bersyukur) ingatlah siksaKu yang amat pedih ” / Surah Ibrahim 7.
Rizki/nikmat dari Allah Swt, ini sedikit atau banyak tetap harus kita syukuri, dan setiap menerima nikmat/rizki kita jangan lupa memuji Allah Swt. ( Alhamdulillaah...) yang memberi kita nikmat/rizki. Sabda Rosuulullaah saw. :
مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ، لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ،
Artinya :  “Barang siapa yang tidak bisa mensyukuri (nikmat)  yang sedikit, tidak akan bisa mensyukuri (nikmat) yang banyak /....
مَنْ قَالَ اْلحَمْدُ ِللهِ فَقَدْ شَكَرَالله َ / الحديث
Artinya :  “ Barang siapa yang mengucapkan Alhamdulillaah sungguh bersyukur kepada Allah...”/ Al Hadits.
Setelah bersyukur secara hati dan ucapan, selanjutnya kesyukuran ini perlu dibuktikan dengan tindakan yang mencerminkan kesyukuran itu. Sehubungan itu,  kita perlu memikirkan untuk apa sebenarnya maksud Allah Swt. menempatkan kita sebagai manusia, hidup didunia ini......?    Sebaiknya kita mendengarkan firman Allah Swt., Dzat yang menciptakan kita dalam firmanNya , sbb.  :
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلإِنسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ
ِ Artinya :  “Tidak (semata-mata) Kujadikan Jin dan Manusia kecuali untuk ibadah kepadaKu / Surah Adz-Dzariyat 56.
Jadi hakekatnya  tugas kita hidup didunia ini adalah semata-mata untuk menyembah atau beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’alaa. Adapun tugas-tugas lain di dunia seperti pekerjaan, jabatan, kedudukan dll. yang kita emban sekarang ini adalah hanya tugas sampingan saja.
Seperti telah terbukti bahwa masa hidup manusia di dunia ada batasnya, ajal/waktu kematian bisa datang kapan saja tidak melihat kepada sedang  senang atau susah, kaya atau miskin, sehat atau sakit, usia muda atau usia tua dan kalaupun panjang umur .pada masa sekarang ini umumnya manusia jarang yang bisa melewati umur 100 tahun.
Bahwa kematian itu akan datang kepada setiap manusia, ditegaskan oleh Allah Swt. dalam  firmanNya sbb.:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ
فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ (٣٥) سورة الأنبياء
Artinya :  “Setiap diri akan merasakan mati. Dan Kami (Allah) akan mencoba kamu sekalian dengan kejelekan dan kebaikan, dan kepada Kami (Allah)-lah kalian semua akan dikembalikan”  / Surah Al Anbiya’ 35.
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لا َ يَسْتَأْخِرُونَ
سَاعَةً وَ لاَ َ يَسْتَقْدِمُونَ/ سورة الأعراف
Artinya :  “ Bagi setiap ummat ada ajal ( waktu )-nya, ketika datang ajal mereka, tidak akan bisa mengakhirkan sesaatpun dan juga tidak bisa mempercepat “  / Surat Al A’raf  34.
Masalahnya ada apa setelah kematian manusia ini, banyak manusia yang menghadapi kesulitan-kesulitan hidup di dunia yang dirasakan sudah melampaui kekuatannya, terus memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, dengan perkiraan bahwa semua permasalahan yang dihadapinya akan selesai dengan bunuh diri. Padahal setelah kematian itu, manusia akan menghadapi alam lain dimana kita harus mempertanggungjawabkan atas segala perilaku kita selama hidup di dunia.
Untuk memberi kabar kepada manusia bahwa setelah masa kehidupan masing-masing di dunia ini selesai, manusia akan menghadapi alam lain yang lebih kekal,  Allah Swt. telah mengutus banyak nabi2 dan rasul2, dimana nabi/rasul terakhir adalah Nabi Muhammad saw. diutus oleh Allah Swt. dengan misi sesuai dengan firman Allah Swt. sebagai berikut    :
سورة الإسراء وَمَآ أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ مُبَشِّراً وَنَذِيراً 
Artinya :  “ Tidaklah Kami utus engkau (Muhammad)  kecuali membawa kabar gembira dan kabar yang menakutkan “ / Surah Al Isra’ 105.
Bagi siapakah kabar gembira itu dan bagi siapakah kabar menakutkan itu Allah Swt. menjelaskannya dengan  firmanNya dalam Al Qur’an sebagai berikut  :
تِلْكَ حُدُودُ ٱللَّهِ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ /  سورة النساء
Artinya :  “ Demikian ini hukum Allah : Dan barang siapa yang ta’at kepada Allah dan RasulNya, (akan) dimasukkan kedalam Surga yang mengalir dibawahnya beberapa sungai, kekal (hidup) didalamnya, Dan demikian itu adalah kebahagiaan yang besar “  / Surat An Nisa’ 13.
وَمَن يَعْصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَاراً
سورة النساء خَالِداً فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُّهِينٌ/
Artinya :  “Dan barang siapa yang menentang Allah dan RosulNya, dan melanggar peraturan-peraturanNya (akan) dimasukkan kedalam Neraka kekal (hidup) didalamnya, dan bagi dia siksa yang menghinakan “  / Surat An Nisa’ 14.
Dari kedua ayat diatas dapat kita ketahui bahwa kabar gembira itu adalah    :
Bagi manusia yang taat patuh kepada Allah dan RasulNya dan akan diganjar Surga di akhirat kelak.
Sedangkan kabar yang menakutkan adalah bagi   :
Bagi manusia yang menentang Allah dan RasulNya dan melanggar peraturan2Nya, orang tersebut akan dimasukkan kedalam Neraka dan bagi mereka siksa yang hina.
Allah Swt. memberi kabar melalui Nabi/RosulNya bahwa penghidupan lain di akhirat itu bagi kita manusia hanya ada dua alam, yaitu alam Surga yang merupakan suatu tempat yang penuh kenikmatan dan kebahagiaan dan satu lagi adalah Neraka yang merupakan suatu tempat yang penuh siksa dan penderitaan. Setiap ummat Manusia dan ummat Jin  kelak akan menetapi salah satu dari tempat ini, tidak ada tempat lain diantaranya. Sabda Nabi Muhammad saw. :
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ اِلاَّ لَهُ مَنْزِلاَنِ مَنْـزِلٌ فِي الْجَنَّةِ وَ مَنْـِزلٌ فِي النَّارِفَإِذَامَاتَ فَدَخَلَ النَّارَ َ وَرَثَ أَهْلُ الْجَنَّةِ مَنْـزِلَهُ.... /ابن ماجه  ٢-٤٥٣ 
Artinya :  “ Tidaklah dari tiap-tiap kamu sekalian kecuali baginya (jatah) dua tempat, satu tempat di Surga dan satu tempat di Neraka, ketika seseorang mati kemudian dimasukkan ke Neraka, maka jatah tempatnya di Surga diwarisi oleh penghuni Surga “  / h.r.  Ibnu Majah.
Maka Allah Swt.  memerintahkan kita dengan firmanNya :
وَسَارِعُوۤاْ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَاوَاتُ وَٱلأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ /
Artinya :  “ Berlomba-lombalah kepada pengampunan Tuhan kamu sekalian dan (mendapatkan) Surga yang luasnya seluas bumi dan langit, disediakan bagi orang yang taqwa “  / Surah Ali ‘Imron 133.
........ فَٱتَّقُواْ ٱلنَّارَ ٱلَّتِى وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
Artinya :  “ ……..maka takutilah Neraka yang kayu bakanya Manusia dan Batu ( bekas patung berhala ) disediakan bagi orang-orang yang menentang    / Surah Al Baqarah 24
Ketentuan dan janji Allah Swt. itu sudah jelas dan pasti, nasib kita di akhirat nanti ditentukan oleh perilaku diri kita masing-masing selama mengarungi penghidupan dunia. Kalau kita  terbuai dengan kesuksesan dan kesenangan hidup di dunia ini sampai melalaikan atau melupakan ibadah kepada Allah atau melanggar peraturan-peraturan Allah sehingga masuk ke golongan penghuni neraka adalah sangat rugi sekali, karena kenikmatan hidup dunia ini hanya sedikit dan sementara, sangat tidak bisa dibandingkan dengan kesengsaraan dan penderitaan  di akhirat.
Kesenangan dunia waktunya sangat terbatas, umur manusia sekarang jarang yang lebih dari 100 tahun, terbatas pula dalam menikmatinya ( contoh mudah : kalau kita makan 10 tusuk sate ayam masih enak tapi kalau sampai 30 tusuk mungkin kita akan muntah..). Padahal kehidupan di akhirat itu apakah hidup senang di Surga atau hidup sengsara di Neraka itu adalah sama-sama kekal dan abadi, seperti disebutkan dalam firman Allah Swt. dalam S. An Nisa’ 13 & 14 diatas.
Allah Swt. berfirman dalam Al Qur’an, sebagai berikut  :
ٱللَّهُ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَنْ يَشَآءُ وَيَقَدِرُ وَفَرِحُواْ بِٱلْحَيَاةِ ٱلدُّنْيَا وَمَا ٱلْحَيَاةُ ٱلدُّنْيَا فِى ٱلآخِرَةِ إِلاَّ ٢٦   سورة الرعد  مَتَاعٌ /
Artinya :                “ Allah membentangkan rizki kepada orang yang  dikehendakiNya dan mengira-ngirakan, dan mereka (orang kafir) bersenang-senang dengan penghidupan dunia dan tidaklah penghidupan dunia dibanding akhirat kecuali kesenangan  yang sedikit….   / Surat Ar Ro’d   26
وَمَا ٱلْحَيَاةُ ٱلدُّنْيَآ إِلاَّ لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ ٱلآخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلاَ  تَعْقِلُونَ
Artinya :  “ Dan tidaklah kehidupan dunia kecuali permainan dan hal sia-sia dan penghidupan akhirat lebih baik bagi orang yang taqwa. Apakah kamu sekalian tidak berpikir …..? “  / Surat Al An’am 32
Sifat manusia yang hakiki adalah ingin untung tidak mau rugi, ingin hidup mulia tidak mau hidup hina, ingin hidup senang dan tidak mau hidup susah. Kalau melihat sifat ini, logikanya manusia yang berpikir sehat disamping memikirkan dan merancang masa depan kehidupannya di dunia ini, juga tidak akan lupa memikirkan dan merancang masa depan kehidupannya di akhirat, apalagi kehidupan akhirat itu pasti adanya dan lebih segala-galanya.
Sekarang masalahnya bagaimana caranya melaksanakan taat kepada Allah Swt. padahal Allah Swt. itu ghaib ? Bagaimana kita mau  melaksanakan taat pada RasulNya, padahal Nabi Muhammad saw. itu telah lama wafat…?
Allah Swt. telah mengutus banyak nabi dan rasul/utusan ke dunia dimana Nabi Muhammad saw. adalah sebagai Nabi dan Rasul terakhir dengan tugas menyampaikan secara bertahap wahyu-wahyu Allah Swt.,  kemudian  wahyu-wahyu tersebut telah dihimpun dalam suatu kitab suci yang bernama Al Qur’an. Kitab Suci ini memuat didalamnya perintah-perintah Allah, larangan-larangan Allah dan cerita-cerita Allah. Semua isi kandungan Al Qur’an ini telah dipraktekkan dan dicontohkan pengamalannya secara lebih mendetail oleh Nabi Muhammad saw. selama 23 tahun kepada ummat Islam pada jamannya. Semua perilaku, ucapan dan penyaksian Nabi itu telah diriwayatkan dan disusun oleh ulama-ulama besar (ada 49 ulama periwayat hadits) yang jenius-jenius, dalam suatu kitab yang dinamakan Al Hadits.
Jadi kalau kita ingin melaksanakan ketaatan kepada Allah Swt., tinggal mengamalkan Al Qur’an, dan kalau ingin melaksanakan ketaatan kepada RasulNya tinggal mengamal- kan Al Hadits. Al Hadits ini merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Al Qur’an , karena seolah-olah Al Hadits itu adalah sebuah ‘JUKLAK’ (Petunjuk Pelaksanaan) dari Al Qur’an, perbandingannya seperti UUD 1945 untuk pelaksanaannya memerlukan Undang-undang dan Perpu (Peraturan Pemerintah).
Untuk bisa mengamalkan AL QUR’AN dan AL HADITS tentunya kita harus mempelajarinya dahulu, sesuai sabda Nabi Muhammad saw. sebagai berikut  :
اْلعِلْمُ قَبْلَ اْلعَمَلِ / رواه مواطاء
Artinya  : “ Adapun Ilmu itu  (harus dimiliki) sebelum Pengamalan  “ / diriwayatkan  Muwatho.
Dalam melaksanakan ibadah kepada Allah Swt. yang dimulai dengan mempelajari ilmunya lebih dahulu ini, jangan sampai ditangguhkan lagi, karena mati itu bisa datang sewaktu-waktu. Contohnya di kehidupan nyata sudah sering kita lihat bahwa kematian itu bisa datang mendadak dengan tidak terduga-duga.
Nabi Muhammad saw. telah mengingatkan kita , sbb.  :


إِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ شَبَبَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَتِكَ قَبْل َسَقْمِكَ وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَفَرَاغِكَ قَبْلَ شُغْلِكَ وَحَيَا تِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ / رواه الحاكم  
Artinya  : “ Ingatlah/manfaatkanlah ”Lima” sebelum ”Lima” : mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, sempatmu sebelum sempitmu dan hidupmu sebelum matimu  “ / diriwayatkan  Al Hakim.
اعْمَلُ ِلدُنْيَكَ كَأَنَّكَ تَعِيْثُ أَبَدًا وَعْمَلُ ِلأَخِرَتِكَ كَأَ نَّكَ تَمُوْتُ غادًا / الحديث
 Artinya  : “ Berbuatlah bagi urusan duniamu seakan-akan engkau hidup selama-lamanya, dan berbuatlah untuk urusan akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok ”    “ / al hadits.
Untuk urusan dunia ibaratnya karena umur kita diperkira -kan masih panjang, masih banyak waktu, bisa dikerjakan besok, bisa minggu depan atau bisa bulan depan pokoknya masih bisa ditangguhkan, tapi untuk urusan akhirat tidak ada waktu lagi kecuali hari ini, sebab besok ibaratnya diperkirakan kita akan mati.....
Tinggal mencari guru/ustadz/kiyai dari mana saja yang kita percayai mampu mengajarkan ilmu Al Qur’an dan Al Hadits dengan benar untuk mengisi acara pengajian rutin, seminggu sekali atau seminggu dua kali di rumah Bpk/Ibu.
Kalau Bapak-bapak, Ibu-ibu Kaum Muslimin mendapatkan kesulitan untuk mendapatkan tenaga pengajar/guru/ustadz/ kiyai untuk mengajar, terutama menyangkut biaya yang harus dikeluarkan, saya ( yang namanya tercantum dibawah ini)  bersedia lillaahi ta’alaa membantu mengusahakan insya Allah seorang atau dua orang ustadz/ustadzah yang bisa dipertanggungjawabkan dan diuji keilmuannya dalam agama Islam, dan juga insya Allah mempunyai sistim pengajaran yang shohieh, akuntable, jelas dan mudah bagi setiap orang dengan berbagai tingkat pendidikan, yang bersedia mengajar secara ‘lillaahi ta’ala’ alias tidak mengharapkan/ menuntut honorarium, mengajar semata-mata atas dasar niat beribadah ‘amar ma’ruf nahi munkar’, mengharapkan ridho Allah SWT dan ingin mendapatkan pengampunanNya.
Adapun waktu belajar-mengajarnya insya Allah dapat menyesuaikan dengan waktu yang Bapak2/Ibu2 miliki, bisa  pagi, siang, sore ataupun malam hari.
وَ بِااللهِ تَوْفِيْقِ وَاْلهِدَيَةِ
والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَة ُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ  



H. Doddy Ruswandi
0227563691 / 085220024354
Jl. Kencanawangi Raya kav.35 Bdg.



 

  WAJIBNYA  MENGAJI/MEMPELAJARI
ILMU AGAMA  ISLAM “


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَة ُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ  

اْلحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعٰلَمِيْنَ  - أََ شْهَدُ اَنْ لاَ ِالهٰ َاِلاَّاللهِ وَأََشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدً ا عَبْدُ هُ وَرَسُوْ لُهُ صَلىَّ الله ُ عَليَهِ ِوَ سَلَّمَ وَ عَلىٰ ا ٰلِهِ وَ اَصْحَا بِهِ - أَمَّا بَعْدُ  :
Kita patut bersyukur kepada Allah Swt., sekali hidup di dunia ini kita diberi hidayah kepada agama yang benar yaitu Islam, dimana untuk jaman sekarang sampai hari qiyamat nanti agama Islam ini menjadi satu-satunya agama yang diakui dan diterima oleh Allah, firman Allah Swt. :
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللهِ اْلإِسْلاَم ٭سورة ال عمران ١٩
Artinya  :
“ Sesungguhnya agama (yang diakui) disisi Allah adalah Islam “ / Surah Ali ‘Imron 19
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ ٱلإِسْلاَمِ دِيناً فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِى ٱلآخِرَةِ مِنَ ٱلْخَاسِرِينَ /سورة ال عمران ٨٥
Artinya  :
“ Dan barang siapa yang mengambil selain Islam sebagai agama, maka tidak akan diterima dari dia, dan dia di Akhirat menjadi orang yang merugi “ / Surah Ali ‘Imron 85.
Agama Islam itu merupakan agama samawi atau agama langit yang terakhir dan paling sempurna. Dengan turunnya Islam melalui Utusan Allah yang juga merupakan penutupnya para Nabi yaitu Nabi Muhamad saw , maka agama-agama terdahulu menjadi tidak berlaku. Islam dikatakan paling lengkap karena mempunyai Kitab Suci Al Qur’an yang terdiri dari 30 juz, 114 surat atau 6.666 ayat. Pelaksanaannya diturunkan secara bertahap, dan telah dipraktekkan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw.selama 23 tahun.
Allah Swt. memerintahkan dalam Al Qur’an :
يٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ آمَنُواْ ٱدْخُلُواْ فِى ٱلسِّلْمِ كَآفَّةً وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ ٱلشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
Artinya  :
“ Wahai orang beriman masuklah kedalam Islam keseluruhan, dan jangan mengikuti tipudaya setan, sesungguhnya dia (setan) adalah musuh yang jelas bagi kamu sekalian “ / Surah Al Baqarah 208
Jadi masuk Islam itu jangan setengah-setengah, jangan sekedarnya saja menetapi Islam, karena akan tidak ada artinya ibadah kita. Bagaimana cara masuk Islam seluruhnya itu ?, bagaimana caranya menjadi Muslim yang benar itu, melihat begitu banyak golongan dalam Islam yang berbeda-beda dalam menjalankan Islamnya ?
Hal ini telah diketahui dan diramalkan oleh Nabi Muhammad saw. dalam sabdanya sebagai berikut :
وَ إِنَّ هَاذِهِ اْلمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلاَثٍ وَ سَبْعِينَ
ثِنْتَانِ وَ سَبْعُونَ فِى النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِى اْلجَنَّةِ  ٭  
Artinya  : “ Sesungguhnya agama ini ( Islam) akan terpecah menjadi 73 golongan, 72 golongan akan masuk Neraka, hanya 1 (satu) golongan yang masuk Surga……dst.“ / diriwayatkan Abu Dawud.
Kita tidak perlu mencari-cari mana yang 72 golongan itu, tapi kita perlu berusaha agar dapat menemukan 1 (satu) golongan yang benar itu sehingga di akhirat kita bisa masuk Surga terhindar dari siksa Neraka Allah.
Kalau hanya menduga-duga/mencoba-coba tentu akan sulit menemukan mana Islam yang benar itu, padahal umur kita di dunia ini sangat terbatas, supaya kita tidak bingung bagaimana melaksanakan Islam yang benar itu, marilah kita dengar sabda Nabi :
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَكْتُمْ بِهِمَا كِتَابِ اللهِ وَسُنَّةِ نَبِيِّهِ (رواه مالك
Artinya  :
“ Aku tinggalkan pada kamu sekalian dua perkara, tidak akan sesat kamu sekalian selama menetapi keduanya, yaitu Kitab Allah dan Sunnah (kelakuan) NabiNya  “ / Diriwayatkan Malik.
Jadi sebenarnya ternyata sederhana saja, asal dalam beragama Islam itu kita berpedoman pada Al Qur-an dan Al Hadits, Nabi menjamin ibadah kita akan benar tidak akan sesat, berarti akan menemukan 1(satu) golongan yang akan masuk Surga itu.  
Tentunya untuk mengamalkan Al Qur’an dan Al Hadits itu, kita harus mempelajarinya ilmunya dahulu baru kemudian kita mengamalkannya.  Oleh karena itu Nabi Muhammad saw. pernah bersabda :
اْلعِلْمُ قَبْلَ اْلعَمَلِ / رواه مواطاء
Artinya  : “ Adapun Ilmu itu  (harus dimiliki) sebelum Pengamalan  “ / diriwayatkan  Muwatho.
Sayyidina Ali bin Abi Tholib r.a. berkata   :
مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَ اْلأ ٰخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَ هُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ
Artinya  :
“ Barangsapa yang menghendaki (kebahagiaan) Dunia maka tetapilah ilmunya, dan barangsiapa menghendaki (kebahagiaan) Akhirat maka tetapilah ilmunya dan barangsiapa menghendaki keduanya maka tetapilah ilmunya “ / diriwayatkan Ibnu Azakir.
Dengan ilmu-lah maka manusia mampu membuat dan menerbangkan pesawat terbang yang berbadan logam mengangkut ratusan penumpang, untuk bisa membuat martabak dan membuat bakso saja, orang harus mengetahui ilmunya……….  Apalagi untuk mencapai kehidupan bahagia di akhirat yang kekal abadi, tentu tidak akan dapat dicapai tanpa dengan menuntut ilmu.
Untuk mencari kebahagiaan dunia manusia telah berjuang dengan jerih payah dan biaya yang tidak sedikit untuk menempuh pendidikan sejak SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi, sehingga mereka mendapat gelar Drs., SH., Ir, DR. Tapi untuk urusan masa depan kehidupan bahagia di akhirat kelak umumnya manusia mengabaikan untuk menempuh pendidikan. Padahal kehidupan dunia itu kalaupun bisa sangat berbahagia dan kaya raya paling2 hanya +/- 100 tahun, sedangkan kehidupan akhirat itu kekal dan abadi. Kalau amalan ibadah kita ditolak oleh Allah Swt. kelak disamping tidak akan mendapat kebahagiaan di Surga, kita akan ditempatkan di Neraka suatu tempat yang penuh siksaan, kesengsaraan dan juga kekal dan abadi.
Na’udzubillaahi min dzaalik……………..!!
Untuk menghindarkan dari hal yang kita khawatirkan ini, sebenarnya Nabi Muhammad saw. telah mewajibkan setiap Muslim menuntut ilmu dengan sabdanya :
طَلَبُ اْلعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلىَ كُلِّ مُسْلِمٍ / ابن ماجه
Artinya  : “ Mencari ilmu itu (hukumnya) wajib atas setiap Muslim“ / diriwayatkan Ibnu Majah.
اُطْلُبُ اْلعِلْمَ وَلَوْ كََانَ بَيْـنَكَ وَ بَـيْنَهُ بَحْرٌ مِنَ النَّارِ
Artinya  : “ Carilah ilmu, walaupun antara engkau dan ilmu itu ada lautan api“ / al Hadits.
Hukum WAJIB dalam Agama Islam itu kalau dilaksanakan akan mendapat PAHALA, kalau ditinggalkan akan mendapatkan SIKSA di Akhirat kelak.
Ilmu apakah yang diwajibkan mempelajarinya itu oleh Nabi bagi setiap Muslim…..? Untunglah bagi kita, Nabi kita tidak mau memberatkan ummatnya, tidak semua ilmu wajib dipelajari, Nabi membatasi ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap Muslim, baik laki-laki maupun perempuan dengan sabdanya  sebagai berikut  :     
اْلعِلْمُ ثَلاَثَـةٌ وَ مَا سِوَى ذٰلِكَ فَهُوَ فَضْلٌ  أ ٰيَةٌ مُحْكَمَةٌ أَوْسُنَّةٌ قَا ئِمَةٌ أَوْفَِريْضَةٌ عَادِلَةٌ /رَوَهُ أَبُوْدَوُدِ
 Artinya  :
“ Adapun ilmu (yang diwajibkan) itu  ada tiga, selain yang tiga ini hanya tambahan saja, yaitu AYAT-AYAT YANG MENGHUKUMI, SUNNAH YANG TEGAK dan ILMU WARIS YANG ADIL  / diriwayatkan Abu Dawud.
Ayat-ayat yang menghukumi ini adalah AL QUR’AN, sunnah yang tegak adalah HADITS NABI sedangkan ILMU WARIS  yang adil adanya didalam Al Qur’an dan Al Hadits, jadi ILMU YANG DIWAJIBKAN oleh Nabi itu hanyalah AL QUR’AN dan AL HADITS. Adapun ilmu-ilmu lain selain Al Qur’an & Hadits, hanya tambahan saja, mau dipelajari atau tidak terserah kepada masing-masing orang, tidak ada sanksi atau berdosa kalau ditinggalkan atau tidak dipelajari.
Pada umumnya ummat Islam di Indonesia belajar Islam secara  autodidak melalui membaca buku-buku karangan, ceramah-ceramah agama, brosur-brosur, atau ikut-ikutan orang melaksanakan Islam pada umumnya yang tidak selalu benar, sehingga kadang-kadang karena kekurangan ilmunya dalam Islam, orang melaksanakan amalan-amalan yang tidak pernah dikerjakan Nabi atau disebut amalan ‘bid’ah ‘ yang bukan saja amalannya tidak akan diterima oleh Allah malahan akan mendapat murkaNya, ada juga yang mengamalkan agama Islam tapi bercampur dengan khurafat/tahayul/ musyrik.
Dalam melaksanakan kewajiban beribadah ini ibaratnya seperti kita sedang berada sendirian di hutan belantara, jauh dari mana-mana, tiba-tiba kita terjebak berhadapan dengan seekor harimau buas yang sedang kelaparan, padahal kita hanya mempunyai satu senapan dengan tinggal satu-satunya peluru. Kita harus mampu menembak harimau itu tepat ditengah-tengah kepalanya, kalaupun kena tapi hanya mengenai kuping atau ekornya kita tetap akan menjadi santapan lezat harimau tersebut…….
Demikian juga perbandingan hidup kita di dunia, kalau kita beribadah dengan ilmu agama sekedarnya atau seketemunya, tidak bisa memanfaatkan umur di dunia dengan beragama Islam yang benar sesuai dengan firman Allah Swt. dan tuntunan NabiNya, maka kalau kita mati amal ibadah kita tidak akan diterima Allah Swt., dan tidak akan ada kesempatan lagi kembali ke dunia untuk memperbaikinya.
Beribadah tanpa mendapat bimbingan yang tepat dari ahlinya, hasilnya bisa mendapat sebaliknya dari yang kita harapkan dengan beribadah yaitu mengharapkan ridho Allah dan mengharapkan pengampunanNya. Beberapa contoh dibawah ini bisa kita cermati, sbb :
Ancaman Allah Swt. dalam firmanNya mengatakan :
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ / سورة الماعون ٤
Artinya  :
“ Neraka Wail bagi orang yang sholat… “/ Surah Al Maa’un 4
Nabi Muhammad saw. telah juga bersabda  :
رُبَّ قَارِئِِ اْلقُُرْ أ ٰنَ وَ الْقُرْا ٰنَ يَلْعَنُـهُ / ابوداود
Artinya  :
“ Kadang-kadang ada orang yang membaca Al Qur’an, bahkan Al Qur’an itu melaknat dia  “/ riwayat Abu Dawud.
رُبَّ الصَا ئِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِِهِ إِلاَّ الجُوْعُ وَ رُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِياَمِهِ إِلاَّ السَّحَرُ/ ابن ماجه
Artinya  :
“ Kadang-kadang ada orang berpuasa tidak mendapat dari puasanya kecuali hanya  laparnya, kadang-kadang ada orang berdiri (sholat tarawih) tidak mendapat dari berdirinya kecuali meleknya (berjaganya)  “/  hr. Ibnu Majah.
لا َيَقْبَلُ الله ُلِصَاحِبِ بِدْعَةٍ صَوْمًا وَلا َصَلاَةً وَلاَ  صَدَقَةً وَلا َحَجًّا وَلاَ عُمْرَةً وَلا جحدا وَلاَ صَرْفًا وَلاَعَدْلاً يَخْرُجُ مِنَ اْلإِسْلاَمَ كَمَا تَخْرُجُ الشَّعَرَ ةُمِنَ اْلعَجِيْنِ/روه ابن ماجهَ
Artinya  : “ Allah tidak akan menerima amalan ahli bid’ah, puasanya, sholatnya, shodaqohnya, hajjinya, umrohnya, jihadnya, ibadah wajibnya dan ibadah sunnahnya. (Hukumnya) keluar dari Islam, seperti (bersihnya) keluarnya rambut dari adonan roti  “ / riwayat Ibnu Majah
لاَيَقْبَلُ الله قَوْلاً ُإِلا َّبِعَمَلٍ وَ لاَ عَمَلاً إِلاَّ بِنِيَةٍ وَلا َيَقْبَلُ قَوْلا ًوَ عَمَلا ًوَ نِيَةً إِلاّبِمَاَ  وَفَقَ الكِتَابَ وَ السُّـنَّةِ / روه الطبريي
Artinya  :
“ Allah tidak akan menerima ucapan kecuali dengan pengamalan tidak menerima pengamalan kecuali dengan niyat. Tidak akan menerima ucapan, amalan dan niyat kecuali mencocoki/sesuai dengan Kitab (Al Qur’an) dan Sunnah (Hadits Nabi)  “ / riwayat Ibnu Majah.
Bagaimana caranya mempelajari ilmu Agama Islam padahal kita masing2 sudah mempunyai kegiatan sekolah/kuliah atau pekerjaan/berdagang sehingga tidak mempunyai kesempatan/ waktu lagi untuk menuntut ilmu di sekolah khusus agama Islam atau mengikuti pendidikan di pesantren-pesantren atau mungkin ada yang merasa usianya sudah terlalu lanjut/tua untuk mengikuti lagi suatu pendidikan formal.
Kalau kita ber-autodidak, disamping tidak dibenarkan agama, Al Qur-aan itu ada 30 juz, Hadits itu ada 49 Periwayat, kalau belajar sendiri, mencari sendiri kita akan bingung harus mulai darimana…….?
Tapi sistim penyampaian ilmu agama dalam Islam itu sebenarnya tidak sulit, ada sistim lain yang lebih mudah, yaitu sistim belajar-mengajar informal. Kalau kita mengikuti sistim pengajaran Agama Islam sesuai sunnah Nabi harus ada guru, seperti Nabi belajar dari Malaikat Jibril, Nabi mengajarkan kembali kepada para shahabat langsung, shahabat kepada para tabiin, tabiin kepada tabiit tabiin dst. sampai kepada kita sekarang. Dengan ada guru kita dapat langsung mempelajari dan mendapat penjelasan lengkap mengenai isi kandungan Al Qur’an dan Al Hadits.
Sistim penyampaian ilmu agama sesuai sunnah Nabi dengan ada guru dan ada murid dapat kita lihat dari beberapa sabda Nabi berikut  dibawah ini  :
َ خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْا ٰنَ وَ عَلَمَهُ / ابن ما جه
Artinya  :
“ Sebaik-baiknya kamu sekalian adalah orang yang belajar Al Qur’an dan yang mengajarkannya … “/ Ibnu Majah.
اْلعَلِمُ وَاْلمُتَعَلِمُ شَرِيْكَانِ فِي اْلأَجْرِوَلاَخَيْرِفِيْ سَائِرِ النَّاسِ / روه ابن ما جه ج ١ ص
Artinya  :
“ Orang yang belajar dan orang yang mengajar berserikat dalam pahala, dan tidak ada yang lebih baik diantara seluruh manusia… “/ riwayat Ibnu Majah.
Dengan berguru kepada ahlinya, kita akan ditunjukkan yang mana dari sekian banyak ilmu Islam itu yang harus kita prioritaskan mempelajarinya. Sebaliknya kalau belajar agama secara autodidak berarti kita belajar Islam dengan cara menduga-duga atau seketemunya saja, akan banyak hukum Islam yang wajib diketahui tidak ketemu, hasil autodidak kemungkinan besar akan meleset dari agama Islam yang benar.
Walaupun nanti setelah mempunyai guru/ustadz/kiyai, dalam proses belajar-mengajar kita tidak boleh taqlid ( “kumaha kersa ajengan “ atau “ opo jarene kiyai “ ), dalam belajar kita harus tetap bersikap kritis, dalam penentuan hukum agama Islam tidak boleh berdasarkan pendapat orang-perorang, guru/ustadz/ kiyai harus bisa menjelaskan segala sesuatu kaidah agama Islam dari sumber-sumber hukumnya yang sah berdasarkan Al Qur’an dan Al Hadits shohieh.
Sabda Nabi Muhammad saw. dibawah ini menegaskan :
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ لَهُ أَمْرُنَا فَهُوَرَأْدٌ /  الحديث
Artinya  :
“ Barang siapa mengamalkan suatu amalan (ibadah) yang tidak ada bagi amalan itu perkara (perintah) kami, maka amalan tadi akan ditolak… “/ al hadits.
Sekarang tinggal mencari guru/ustadz/kiyai dari mana saja yang kita percayai dan yakini mampu mengajarkan ilmu Agama Islam berdasarkan Al Qur’an dan Al Hadits dengan benar untuk mengisi acara pengajian rutin, seminggu sekali atau seminggu dua kali di rumah Bapak/Ibu.
Kalau Bapak-bapak, Ibu-ibu Kaum Muslimin mendapatkan kesulitan untuk mendapatkan tenaga pengajar/guru/ustadz/ kiyai untuk mengajar, terutama menyangkut biaya yang harus dikeluarkan, saya ( yang namanya tercantum dibawah ini)  bersedia lillaahi ta’alaa membantu mengusahakan insya Allah seorang atau dua orang ustadz/ustadzah yang bisa dipertanggungjawabkan dan diuji keilmuannya dalam agama Islam, dan juga insya Allah mempunyai sistim pengajaran yang shohieh, akuntable, jelas dan mudah bagi setiap orang dengan berbagai tingkat pendidikan, yang bersedia mengajar secara ‘lillaahi ta’ala’ alias tidak mengharapkan/ menuntut honorarium, mengajar semata-mata atas dasar niat beribadah ‘amar ma’ruf nahi munkar’, mengharapkan ridho Allah SWT dan ingin mendapatkan pengampunanNya.
Adapun cara belajar-mengajarnya insya Allah dapat secara berkelompok khusus kaum ibu, khusus kaum bapak atau gabungan di mushola-mushola atau secara privat di rumah-rumah, menyesuaikan dengan waktu yang Bapak2/Ibu2 miliki, bisa ba’da subuh, pagi hari, sore ataupun malam hari.
وَ بِااللهِ تَوْفِيْقِ وَاْلهِدَيَةِ
والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَة ُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ  


H. Doddy Ruswandi
0227563691 / 085220024354
Jl. Kencanawangi Raya kav.35 Bdg.
   

  WAJIBNYA  MENGAJI/MEMPELAJARI  AL QUR-AAN 


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَة ُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ  

اْلحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعٰلَمِيْنَ  - أََ شْهَدُ اَنْ لاَ ِالهٰ َاِلاَّاللهِ وَأََشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدً ا عَبْدُ هُ وَرَسُوْ لُهُ صَلىَّ الله ُ عَليَهِ ِوَ سَلَّمَ وَ عَلىٰ ا ٰلِهِ وَ اَصْحَا بِهِ - أَمَّا بَعْدُ  :
Bulan Ramadhan disebut bulan istimewa dan mulia, karena pada bulan tersebut diturunkan Al-Qur’an, sebagaimana firman Allah Swt. sebagai berikut  :
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيۤ أُنْزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْآنُ هُدًى
 لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ
Artinya :  “Bulan Romadhon dimana diturunkannya Al Qur’an sebagai  petunjuk bagi manusia dan keterangan dari Petunjuk dan Pemisah”  / Al Baqarah 184).
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْر/سورة القدر- ١ِ
 ِArtinya :  “Sesungguhnya Aku menurunkannya (Al Qur’an) pada  malam qodar”  / Al Qodar 1.
Semua Muslimin setiap harinya berdo’a, meminta diberi petunjuk JALAN YANG LURUS kepada Allah Swt. minimal sebanyak 17 kali, yaitu dalam Sholat Wajib Lima Waktu yang berbunyi  :
٦  سورة الفاتحة / ٱهْدِنَا ٱلصِّرَاطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ
Artinya :    Tunjukanlah kepada kami JALAN YANG LURUS… ”  / Al Fatihah 6.
Atas permintaan/do’a kita ini, sebenarnya Allah Swt. sudah menjawab/mengabulkannya dalam Kitab Suci Al Qur’an dengan firmanNya yang berbunyi sebagai berikut  :
وَأَنَّ هَـٰذَا صِرَاطِى مُسْتَقِيماً فَٱتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُواْ ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ ذٰلِكُمْ
وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ/سورة الأنعام ١٥٣ 
Artinya :    Dan sesungguhnya inilah (Al Qur’an)  jalanKu yang lurus , maka ikutilah dia (Al Qur’an) dan jangan mengikuti sembarang  jalan, maka (akibatnya) akan menyesatkan kamu sekalian dari jalanNya. Demikianlah Dia  memberi wasiat/nasihat kepada kamu sekalian dengan jalan tersebut (Al Qur’an) agar kamu sekalian bertaqwa ”  / Surah  Al An’am  153
Ternyata jalan yang lurus yang selalu kita minta tiap sholat lima waktu itu, sebenarnya sudah ada pada kita dan hampir semua Muslim sudah  memilikinya yaitu Kitab Suci Al Qur’an, inilah petunjuk jalan lurus yang telah diberikan oleh Allah Swt. atas permintaan kita itu. 
Ditegaskan lagi oleh Allah Swt. bahwa Al Qur’an ini adalah petunjuk bagi siapa yang ingin menjadi orang yang bertaqwa  dalam firmanNya sebagai  berikut  :
ذٰلِكَ ٱلْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
Artinya :    Demikianlah ini Kitab  tidak ada keraguan didalamnya, sebagai petunjuk bagi orang yang taqwa
                      / Surah Al Baqarah 2.
Petunjuk ini tidak sekaligus diturunkannya oleh Allah Swt., tetapi diturunkan kepada manusia secara bertahap melalui utusanNya seorang manusia juga yang kebetulan adalah bangsa Arab yaitu Muhammad Rosuululloh Saw. Utusan Allah inilah yang menyampaikan wahyu-wahyu Allah Swt. tersebut sekaligus untuk mempraktekkannya, sehingga ummat manusia mudah, jelas dan akan mampu melaksanakan Al Qur’an itu.
Semua penjelasan, pelaksanaan dan ucapan Nabi Muhammad saw. dalam melaksanakan ibadah agama Islam berdasarkan Al Qur’an telah diriwayatkan dan dihimpun oleh para ulama-ulama besar  dan jenius dalam suatu kitab yang dinamakan Al Hadits. Al Hadits merupakan satu kesatuan dengan Al Qur’an, karena untuk mengamalkan Al Qur’an kita memerlukan semacam ‘JUKLAK’ ( Petunjuk Pelaksanaan). Kalau kita beribadah dengan berpedoman Al Qur’an dan Hadits, maka amalan kita dijamin tidak akan sesat dengan sabda Nabi dalam suatu hadits :
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَكْتُمْ بِهِمَا كِتَابِ اللهِ وَسُنَّةِ نَبِيِّهِ (رواه مالك
Artinya :    Kutinggalkan pada kamu sekalian Dua Perkara, tidak akan sesat kamu sekalian selama menetapi keduanya, yaitu Kitab Allah (Al Qur’an) dan Sunnah NabiNya (Al Hadits)/  diriwayatkan Malik
Sebagaimana halnya memiliki kendaraan bermotor roda-2 atau roda-4, untuk bisa memelihara dan mengendarainya dengan benar, kita harus membaca MANUAL-nya. Demikian juga supaya ibadah kita benar dan bisa diterima Allah Swt. kelak, kita harus mempelajari ‘Manual Islam’ yaitu  Al Qur’an lengkap dengan petunjuk pelaksanaanya yaitu Al Hadits atau Sunnah Nabi.
Sayangnya banyak rata-rata kaum Muslimin yang sudah memiliki Kitab Suci Al Qur’an tapi sangat jarang membukanya, ada yang sudah puluhan tahun memilikinya tapi Kitab Al Qur’annya masih tetap dalam kondisi baru, karena jarang dibuka dan dibaca (kalau baca Koran malahan tiap hari tidak mau terlewat…..), kalaupun dibaca hanya tiap malam Jum’at saja, dan itu juga hanya surah Yasin saja. Ada yang sering membaca tapi  hanya sebatas bacaannya saja, tidak dilanjutkan dengan mempelajari isi/tafsirnya. Kalau begini caranya bagaimana kita bisa menjadikan Al Qur’an sebagai petunjuk/pedoman ibadah ?
Padahal turunnya Al-Qur’an kepada ummat manusia itu disamping menjadi rahmat,  dapat juga menjadi bencana, tergantung bagaimana kita menyikapi turunnya Al Qur-an tersebut. Sabda Nabi Saw.  :
مَنْ جَعَلَ اْلقُرْا ٰنَ أَمَامَهُ قَذَهُ إِلَى الْجَنَّةِ وَمَنْ جَعَلَ الْقُرْا ٰنَ وَرَاءَ ظَهْرِهِ سَقَهُ ِإلَى النَّارِ/ الحديث
Artinya :  “ Barangsiapa yang menjadikan Al Qur’an di depannya, (Al Qur’an) akan menariknya ke Surga, dan  
     barang siapa yang menjadikan Al Qur’an dibelakang punggungnya, (Al Qur’an) akan mendorongnya ke Neraka”/
Menjadikan Al Qur’an di depannya itu bukan berarti harus disimpan didada terus seperti jimat, dan kalau menyimpannya di punggung bukan berarti disimpan di ransel dipunggung kita. Menjadikan Qur’an didepan kita, berarti Qur’an itu dijadikan pedoman ibadah selama hidup kita didunia, sehingga Qur’an itu akan mengantar kita ke Surga kelak. Menjadikan Qur’an dibelakang punggung, berarti kita mengabaikan    Al- Qur-an sebagai pedoman hidup, sehingga Al Qur’an itu kelak seolah-olah akan mendorong kita ke Neraka.
 Na’udzubilaah min dzaalik……..…!
Oleh karena itu wajarlah kalau kemudian Nabi Muhammad saw. bersabda, sebagai berikut  :
إِنَّ الله َيَرْفَعُ ِبهٰذَااْلكِتَا بِ أَقْوَامًا وَ يَضَعُ ِبهِ أ ٰخَرِيْنَ / ابن ما جه ج١ ص ٧٩
Artinya :  “ Sesungguhnya Allah mengangkat (derajat) dengan ini Kitab (Al Qur’an) sesuatu kaum, dan merendahkan (derajatnya) dengannya (Al Qur’an)  kaum yang lainnya” / diriwayatkan Ibnu Majah.
Mempelajari Al Qur’an itu dimulai sejak dari BACAANNYA, karena  diturunkannya Al Qur’an itu di kalangan bangsa Arab, maka bahasanya juga bahasa Arab, ditulis dengan huruf Arab pula. Tidak seperti kitab-kitab suci lain, yang cukup membaca  terjemahan-nya, ummat Islam diwajibkan untuk mampu membaca Al Qur’an dalam bahasa dan huruf Arab. Bagi yang mengabaikan hal ini ada ancaman dari Nabi sebagai berikut  :
مَنْ لمَ ْ يَتَغَنَّ بِاالقُرْا ٰنَ فَلَيْسَ مِنِّيْ / الحديث
Artinya :  “ Barang siapa yang tidak bisa membaca ( dengan benar ) Al Qur’an, maka tidak termasuk
                     ummatku (Nabi)  / Al Hadits.
menurut hadits Nabi ini, orang Islam yang tidak mampu dan tidak mau berusaha belajar membaca Al Qur’an maka tidak akan diakui sebagai ummat Nabi, ini sama artinya dengan tidak diakui ke-Islaman-nya oleh Nabi.
Cara membaca Al Qur’an itu ada aturannya, sebagaimana semua bahasa di dunia ada cara melafalkannya masing2, kalau salah mengucapkannya bisa salah pula artinya. Berkenaan dengan Al Qur’an ada ilmu membacanya yang harus diikuti yang disebut “Ilmu Tajwid”, ilmu ini hanya bisa dipelajari dengan adanya guru.  Membaca Al Qur’an secara sembarangan, mengabaikan ilmu Tajwid tersebut dapat terkena ancaman Nabi sbb.:
رُبَّ قَارِئِِ اْلقُُرْ أ ٰنَ وَ الْقُرْا ٰنَ يَلْعَنُـهُ / ابوداود
Artinya  : “ Kadang-kadang ada orang yang membaca Al Qur’an, bahkan Al Qur’an itu melaknat dia  “/ riwayat Abu Dawud.
Kemudian setelah mampu membaca, harus dilanjutkan dengan mempelajari dan berusaha mengerti isinya.
Al Qur’an itu isinya terdiri dari  Perintah Allah yang harus kita ta’ati, Larangan Allah yang harus kita jauhi dan Cerita-cerita dari Allah yang harus kita percayai. Jadi logikanya, kalau tidak mengerti isi Al Qur’an kemungkinan besar kita akan tidak melaksanakan  perintah2 Allah Swt, mungkin melanggar apa-apa yang sebenarnya dilarang oleh Allah dan tidak akan bisa  meyakini apa-apa yang diceritakan Allah Swt.
Ada sabda Nabi Muhammad saw. yang berkaitan dengan orang yg hanya pandai membaca, tapi tidak mengerti dengan isinya Al Qur’an, sebagai berikut    : 
قَوْمًا يَقْرَاءُوْنا اْلقُرْا ٰنَ لاَ يُجَاوِزُحَنَا جِرَهُمْ  يَمْرُقُوْنَ مِنَ اْلإِسْلاَمِ مُرُ وْقَ السَّهْمِ ُمِنَ الرَّمِيَةِ
Artinya :  “ Ada kaum yang membaca Al Qur’an tapi tidak melewati tenggorokan mereka, (hukumnya) mereka keluar dari Islam seperti keluarnya anak panah dari sasarannya.” / diriwayatkan Imam Bukhori.
Membaca Al Qur’an hanya sampai tenggorokan berarti tidak sampai/masuk ke hati. Jadi wajar kalau Nabi mengatakan keluar dari Islam, karena kalau tidak mengerti isi Al Qur’an berarti tidak akan bisa mengamalkan ajaran Islam dengan benar.
Sekarang ini memang sudah banyak terjemahan/ tafsir-tafsir Al Qur’an, tetapi terjemahan itu lebih banyak secara harfiyah/letterlijk saja artinya hanya yang tersurat saja yang kita baca tapi yang tersirat berupa keterangan, hubungan antar ayat dan hadits tidak tertulis dalam terjemahan itu. Kalau dilengkapi lagi mungkin kitab Al Qur’an terjemahan/tafsir itu akan terlalu tebal, akhirnya harganya terlalu mahal tidak terjangkau dan melihat tebalnya Al Qur’an sebagian besar ummat Islam akan lebih malas lagi untuk membukanya.
Untuk mempelajari Al Qur’an itu mutlak harus ada guru, sebagaimana halnya mempelajari ilmu keduniaan seperti ilmu kedokteran, ilmu teknik, ilmu hukum dan lain-lain tidak cukup dengan autodidak, semuanya harus ditempuh dengan berguru melalui perguruan sejak SD, SMP, SMU sampai Perguruan Tinggi. Beberapa sabda Nabi dibawah ini menunjukkan bahwa didalam Islam, ilmu agama itu harus ada yang belajar dan ada  yang mengajar  , sbb.  :
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْا ٰنَ وَ عَلَمَهُ  / ابن ما جه ١
Artinya :  “ Sebaik-baiknya kamu sekalian adalah yang belajar Al Qur’an dan yang mengajarkannya”  / Ibnu Majah juz I/ 76.
أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ أَنْ يَتَعَلَّمَ اْلمَرْئِ الْمُسْلِمٍ عِلْمً ثُمَّ يُعَلَّمُهُ أَخَاهُ الْمُسْلِمٍ / روه أبودود
Artinya :“Seutama-utamanya shodaqoh adalah seseorang belajar ilmu kemudian mengajarkannya kembali
                kepada saudaranya sesama Muslim ”/ diriwayatkan oleh Abu Dawud.             
اْلعَلِمُ وَاْلمُتَعَلِمُ شَرِيْكَانِ فِي اْلأَجْرِوَلاَخَيْرِفِيْ سَائِرِ النَّاسِ / روه ابن ما جه ج ١ ص
Artinya :  “ Orang yang mengajar dan orang yang belajar berserikat keduanya dalam pahala, dan tidak ada
                     yang lebih baik dari mereka dikalangan seluruh manusia ” /  Ibnu Majah.
Allah Swt. menurunkan Al Qur’an itu untuk semua manusia, tapi hanya Muslim yang berimanlah  yang menganggap Al Qur’an sebagai pedoman hidup beragamanya, mereka menyadari bahwa Al Qur’an itu diturunkan untuk mereka. Gambarannya sebagaimana kita biasa menerima surat dari orangtua kita, apalagi kalau surat dari kekasih sewaktu kita masih lajang, tentu kita sangat ingin dan senang membacanya bahkan kadang-kadang sampai membaca berulang-ulang.
Kita sebagai muslimin atau muslimat tapi  jarang membuka, membaca apalagi mempelajari isi Al Qur’an perlu instrospeksi/menanyakan kepada dirinya sendiri, sejauh mana pentingnya Allah Swt. bagi diri kita dan sejauh mana kita mencintai Allah Swt….?, apakah kita tidak menyadari/mengakui bahwa surat-surat Al Qur’an itu dikirimkan Allah ‘khusus’ untuk diri kita…….? Lebih jauh lagi kita bisa instrospeksi/menilai sendiri sejauh mana ke-Islaman kita, kalau Kitab Sucinya saja kita jarang menyentuhnya, apalagi mempelajarinya…..?
Padahal, sesungguhnya Nabi Muhammad saw. telah mewajibkan setiap Muslim menuntut ilmu dengan sabdanya :
طَلَبُ اْلعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلىَ كُلِّ مُسْلِمٍ ... رواه ابن ماجه


Artinya  :  “ Mencari ilmu itu (hukumnya) wajib bagi setiap Muslim/ diriwayatkan oleh Sunan  Ibnu Majah.


Hukum WAJIB itu kalau dilaksanakan akan mendapat PAHALA, kalau ditinggalkan akan mendapatkan SIKSA di Akhirat kelak. Ilmu apakah yang diwajibkan mempelajarinya itu oleh Nabi bagi setiap Muslim…..? Untunglah bagi kita, Nabi kita tidak mau memberatkan ummatnya, tidak semua ilmu wajib dipelajari, Nabi membatasi ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap Muslim, baik laki-laki maupun perempuan dengan sabdanya  sebagai berikut  :     
اْلعِلْمُ ثَلاَثَـةٌ وَ مَا سِوَى ذٰلِكَ فَهُوَ فَضْلٌ  أ ٰيَةٌ مُحْكَمَةٌ أَوْسُنَّةٌ قَا ئِمَةٌ أَوْفَِريْضَةٌ عَادِلَةٌ /رَوَهُ أَبُوْدَوُدِ
 Artinya  : “ Adapun ilmu (yang diwajibkan) itu  ada tiga, selain yang tiga ini hanya tambahan saja, yaitu AYAT-AYAT YANG MENGHUKUMI, SUNNAH YANG TEGAK dan ILMU WARIS YANG ADIL  / diriwayatkan Abu Dawud.
Ayat-ayat yang menghukumi ini adalah AL QUR’AN, sunnah yang tegak adalah HADITS NABI sedangkan Ilmu Waris yang adil adanya didalam Al Qur’an dan Al Hadits, jadi ILMU YANG DIWAJIBKAN oleh Nabi itu hanyalah AL QUR’AN dan AL HADITS. Adapun ilmu-ilmu lain selain Al Qur’an & Hadits, hanya tambahan saja, mau dipelajari atau tidak terserah kepada masing-masing orang, tidak ada sanksi atau berdosa kalau ditinggalkan atau tidak dipelajari.
Pentingnya menuntut Ilmu dapat kita simpulkan, dengan membaca sabda Nabi sebagai berikut  :
منْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلََ الله ُلَهُ طَرِيْقًا إِلَى الْجَـنَّةِ / ابن ما جه ج١ ص٨١
Artinya  : “ Barang siapa mencari jalan untuk mencari Ilmu, Allah Swt. akan memudahkan kepadanya jalan
                    ke Surga   /  Ibnu Majah.
Kerugianlah bagi kita kalau mengabaikan kewajiban menuntut Ilmu, membaca sabda Nabi sebagai berikut :
أَشَدُّ النَّاسِ حَسْرَةً يَوْمَ اْلقِيَامَةِ رَجُلٌ أَمْكَنَهُ طَلَبُ اْلعِلْمِ فِى الدُّنْيَا فَلَمْ يَطْلُبُهُ / روه البخاري
Artinya  :
“ Sebesar-besarnya penyesalan manusia di hari Kiamat nanti, adalah seseorang yang mempunyai kesempatan menuntut ilmu  (selama hidup) di dunia tapi tidak melakukannya  / Bukhori.
Kenapa sampai menyesal……? Karena ketidaktahuan kita mengenai ilmu Agama Islam, banyak perintah Allah Swt. yang tidak kita laksanakan/taati, banyak larangan Allah Swt. yang secara tidak sadar kita langgar, pengamalan ibadah kita ternyata tidak sesuai dengan yang diperintahkan Allah Swt.dalam Al Qur’an dan tidak sesuai dengan apa-apa yang dicontohkan dan diajarkan oleh Nabi Muhammad saw., dll., dll…….
Sekarang tinggal mencari guru/ustadz/kiyai dari mana saja yang kita percayai mampu mengajarkan ilmu Al Qur’an dan Al Hadits dengan benar untuk mengisi acara pengajian rutin, seminggu sekali atau seminggu dua kali di rumah Bpk/Ibu.
Kalau Bapak-bapak, Ibu-ibu Kaum Muslimin mendapatkan kesulitan untuk mendapatkan tenaga pengajar/guru/ustadz/ kiyai untuk mengajar, terutama menyangkut biaya yang harus dikeluarkan, saya ( yang namanya tercantum dibawah ini)  bersedia lillaahi ta’alaa membantu mengusahakan insya Allah seorang atau dua orang ustadz/ustadzah yang bisa dipertanggungjawabkan dan diuji keilmuannya dalam agama Islam, dan juga insya Allah mempunyai sistim pengajaran yang shohieh, akuntable, jelas dan mudah bagi setiap orang dengan berbagai tingkat pendidikan, yang bersedia mengajar secara ‘lillaahi ta’ala’ alias tidak mengharapkan/ menuntut honorarium, mengajar semata-mata atas dasar niat beribadah ‘amar ma’ruf nahi munkar’, mengharapkan ridho Allah SWT dan ingin mendapatkan pengampunanNya.
Adapun cara belajar-mengajarnya insya Allah dapat secara berkelompok khusus kaum ibu, khusus kaum bapak atau gabungan di mushola-mushola atau secara privat di rumah-rumah, menyesuaikan dengan waktu yang Bapak2/Ibu2 miliki, bisa ba’da subuh.
وَ بِااللهِ تَوْفِيْقِ وَاْلهِدَيَةِ
والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَة ُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ  


H. Doddy Ruswandi
0227563691 / 085220024354
Jl. Kencanawangi Raya kav.35 Bdg.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar